/** Kotak Iklan **/ .kotak_iklan {text-align: center;} .kotak_iklan img {margin: 0px 5px 5px 0px;padding: 5px;text-align: center;border: 1px solid #ddd;} .kotak_iklan img:hover {border: 1px solid #333}

Kamis, 04 Oktober 2012

KP3 Wetland Kunjungan Ke Pantai Baros Tahun 2012

Kunjungan KP3 Wetlands di Pantai Baros

  Semester genap kemarin, anggota KP3 Wetlands melakukan pengamatan di Barosyang terletak di Desa Tirtoharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Salah satu daya tarik kami memilih tempat ini adalah keberadaan “taman” mangrovenya. Alasan penamaan taman dan bukan hutan, karena dari kondisi lokasi yang terlihat, dapat dikatakan tidak cocok untuk disebut sebagai hutan, karena ekosistem disana tidak menunjukkan sebuah ekosistem hutan mangrove.

  Perjalanan kami tempuh ± 1 jam dari kampus. Sesampainya dilokasi, kami disambut oleh Mas Dwi, Ketua Keluarga Pemuda-Pemudi Baros. Keluarga Pemuda-Pemudi Baros atau biasa disingkat dengan KP2B merupakan perkumpulan pemuda-pemudi yang mempunyai tugas untuk mengelola taman mangrove di Baros.

  Dari pemaparan Dwi, kami memperoleh beberapa keterangan tentang Pantai Baros.Taman mangrove di Baros dibangun pada tahun 2003. Pembangunan taman mangrove ini diprakarsai oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) RELUNG, sebuah LSM dari Fakultas Kehutanan UGM. Pengelolaan taman mangrove kemudian diserahkan kepada KP2B pada tahun 2005. Mas Dwi menjelaskan bahwa tujuan awal dari dibangunnya taman Mangrove di Baros adalah untuk melindungi tanaman pertanian yang sering terkena pasang air laut.Sayangnya, banyak kendala yang dihadapi oleh KP2B dalam usaha pembangunan taman mangrove mulai dari susahnya memperoleh bibit yang unggul sehingga menyebabkan kegagalan penanaman, hingga adanya serangan penyakit pada musim-musim tertentu.

  Jenis tanaman mangrove yang ada di Baros bervariasi dengan dominasi Rhizophora sp., Avicennia, Nypa, Soneratia, serta tumbuhan bawah derujon yang merupakan jenis endemik. Pengelolaan Pantai Baros dapat dikatakan berhasil karena telah ditemukannya ikanglodok, salah satu jenis ikan yang hanya bisa ditemui di daerah mangrove. Bentuk pengelolaan yang dilakukan di Pantai Baros meliputi penanaman, sarana wisata, serta dibukanya kesempatan untuk melakukan penelitian. Hasil dari penelitian biasanya diperuntukkan untuk pengelolaan di Baros. Di Baros terdapat pula tambak kepiting, namun yang paling banyak dibudidayakan adalah kepiting soka.

  Pada tahun 2012 silam, pernah diselenggarakan kegiatan penanaman dengan 37.000 bibit. Sayangnya, penanaman gagal karena timing-nya tidak tepat, yaitu di waktu air sedang pasang. Penanaman biasanya dilakukan oleh masyarakat maupun instansi pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi, dan pemerintah baru memberikan perhatian kepada masyarakat apabila masyarakat sendiri yang melakukan aksi.Sebelumnya, pemerintah sama sekali tidak memberikan bantuan. Namun, sekarang banyakpihak yang membantu pengelolaan, baik dari pemerintah maupun LSM. “Dari pengelolaan ini, Desa Tirtiharjo mendapat keuntungan mencapai sekitar 240 juta”, jelas Mas Dwi.

  Kendala yang dialami KP2B dalam mengelola hutan mangrove bukan hanya dikarenakan kurangnya sarana prasarana. Justru kendala yang lebih sering menghambatadalah musim, kendala alami yang sulit untuk diatasi. Permasalahan tidak hanya dialami ketika musim hujan, tetapi juga ketika musim kemarau. Saat musim kemarau, lumut menjadi banyak karena air bening dan sinar matahari dapat menembus air. Hal ini mengakibatkanpertumbuhan mangrove tidak bagus. Pernah suatu ketika, lumut sampai menutupi seluruh permukaan Sungai Opak. Kemarau juga membawa akumulasi pasir yang dibawa oleh angin. Musim hujan membawa permasalahan lebih banyak lagi, yaitu pasang yang lebih tinggi.Karena pasang tinggi, pasir terbawa arus dan menutup sungai. Hal ini ditanggulangi dengan mengeruk pasir yang terbawa arus agar tidak terjadi banjir dan air dapat mengalir ke laut. Saat pasang besar, bahkan alat keruk tidak berani masuk karena bahaya yang besar. Pada musim ini yang paling rutin adalah kedatangan banjir.

  Pengelolaan dari segi wisata belum dapat dimaksimalkan, karena tujuan awalpengelolaan taman mangrove ini bukan untuk objek wisata. Namun, untuk kunjungan wisata, KP2B juga menyiapkan sarana perahu dan tempat camping. Seringkali pengunjung yang datang berasal dari kalangan instansi pendidikan. Mereka biasanya melakukan penelitian jenis, seperti penelitian tentang peningkatan jumlah individu dari berbagai spesies flora maupun fauna. Dari hasil penelitian, pengelola memaparkan bahwa jenis yang mengalami pertambahan paling banyak adalah burung. (Nurul_KP3 Wetland)

KP3 Ekowisata Kepengurusan Sebelumnya


Rabu (14 Mei) ada materi ruang "Pengenalan Ekowisata" oleh Bpk. Mukhlison.



KP3 EKOWISATA JALAN-JALAN KE DIENG :D

Bukan cuma jalan-jalan biasa kalau anak KP3 Ekowisata berkunjung ke suatu lokasi. Bulan Oktober tahun 2013 kemarin kami berkesempatan untuk mengunjungi situs wisata alam Pegunungan Dieng. Beberapa pengamatan dari aspek kepariwisataan alam kami telisik lebih jauh untuk mengungkap potensi ekowisata secara langsung.


Aksesibilitas

Seperti jalan pegunungan lain, akses menuju ke Dieng sudah bagus karena telah terdapat jalan aspal 2 arah. Dengan transportasi berupa motor, maka waktu tempuh mencapai 4 jam dari Yogyakarta melalui jalur Wonosobo. Jalan menanjak berliku mengharuskan para pengunjung selalu waspada. Diperlukan persiapan lebih untuk bahan bakar karena tidak ada SPBU. Tidak adanya transportasi umum menjadikan potensi ekonomi tersendiri bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha persewaan mobil 4 WD dan tour guide. Perjalanan menuju lokasi wisata sudah terdapat penunjuk jalan namun masih kurang lengkap sehingga pengunjung sebaiknya bertanya ke penduduk sekitar.

Amenitas

Kelengkapan fasilitas penginapan di tempat tersebut sudah bagus dengan pilihan jenis yang beragam dan harga terjangkau. Penginapan berupa motel, losmen, dan villa dapat disewa perhari mulai harga Rp 50.000,00. Di setiap lokasi wisata telah terdapat area parkir yang luas, mushola, WC/KM, warung makan, dan tempat oleh-oleh khas berupa manisan carica.

Atraksi

Beberapa atraksi alam yang dapat dinikmati adalah keindahan sunrise dari Gunung Sikunir beserta view hutan pegunungan dan pertanian yang asri. Selain itu, dapat juga ditemukan pesona eksotis kaldera berupa Kawah Dieng dan goa bawah tanah. Bagi yang suka bermain air, beberapa telaga dan air terjun menawarkan kesegaran alami yang dapat dijadikan lokasi pemancingan. Situs hasil kebudayaan manusia berupa candi kuno dapat ditemukan, ada pula PLTU yang dapat menjadi lokasi pendidikan dan penelitian. Setiap pengunjung sebaiknya mempersiapkan jaket tebal dan masker karena udaranya yang dingin.

Indahnya panorama sunrise di Pegunungan Dieng mampu menghapus semua lelah kami :D